PENGAWASAN BAYI BARU LAHIR



Di postingan kali ini saya akan membahas mengenai apa saja hal yang perlu diperhatikan setelah bayi lahir. Saya akan mengulas beberapa bagian besar yang wajib di waspadai pada bayi baru lahir. Sebenarnya kita wajib menilai dari kepala hingga kaki namun karena terlalu panjang, mungkin akan saya bagi dalam beberapa postingan. Di bawah ini hanya garis besar masalah utama pada newborn.

 
CAPUT SUCCEDANEUM



https://www.netterimages.com/images/vtn/000/000/036/36443-150x150.jpg
Sumber : www.netterimages.com

Caput Succedaneum adalah benjolan lunak yang timbul dikepala akibat dari trauma tumpul pada bayi, bisa karena ibu mengejan sebelum waktu pembukaan lengkap sehingga kepala bayi berbenturan dengan tulang panggul atau karena tindakan medis seperti penggunaan vacuum (penyedot) saat persalinan bayi. Kondisi ini tidak berbahaya, karena kepala bayi akan kembali ke posisi normal akibat adanya molage (pergerakan tulang tengkorak). Wajib bagi ibu dengan kondisi bayi yang demikian JANGAN TERLALU SERING MENGGENDONG, MEMBOPONG ATAU MEMINDAHKAN BAYI. Karena pengaruh gravitasi bisa membuat kepala bayi bertambah besar. Cukup tengokkan wajah bayi ke kiri dan kanan.


REFLEK HISAP BAYI

reflek hisap bayi sangat berpengaruh pada pengeluaran air susu ibu sebagaimana kita tahu bahwa asi dirangsang keluar oleh oksitosin akibat pergerakan mulut bayi saat mengenyot. Lalu bagaimana cara menilainya?
Ada 2 cara untuk menilai
1.   rasakan hisapannya saat bayi menyusu, lihat pergerakan bibir bayi yang membuka dan menutup dan ibu bisa merasakan kuat tidaknya hisapan bayi.
2.   Cek dengan jari kelingking ibu. Pastikan ibu cuci tangan terlebih dahulu, masukan kelingking ke mulut bayi hingga menyentuh langit-langit dan nilai apakah bayi menghisap dengan kuat atau lemah


KUNING PADA BAYI

Ini adalah kasus tersering yang terjadi pada bayi dan membuat ibu panik. Sesungguhnya warna kuning pada bayi adalah hal yang normal hingga usia bayi 14 hari (2 minggu). Hal ini terjadi karena bayi memiliki enzyme hati yang belum sempurna sehingga pengolahan dari sel darah merah belum optimal dan terjadi penumpukan bilirubin. Warna kuning pada bayi akan tampak pertama kali dari wajah bayi, turun ke badan (area dada dan perut) lalu berlanjut ke ekstremitas (keempat anggota gerak).

Lalu kapan sih kuning itu berbahaya?
1.   Lihat seberapa luas lokasinya
Semakin luas lokasi kuningnya maka semakin tinggi angka bilirubin yang terkandung ditubuh bayi. Lihat gambar dibawah ini
2.   Adakah gejala penyerta
Pastika adanya perubahan pada bayi seperti bayi mudah mengantuk, malas bergerak, malas minum susu dan yang paling ekstrim, bayi mengalami kejang
                 
Gimana sih cara melihatnya:

  • Buka baju bayi hingga bayi dalam kondisi telanjang
  • Bandingkan warna wajah dengan badan (dada dan perut). Seharusnya warna wajah dan badan sama yaitu kemerahan.

a.  Bila wajah bayi lebih tampak kuning dari badan maka bayi di kondisi Kramer I
b.  Jika kuning meluas dari wajah hingga ke dada maka bayi di kondisi Kramer II
c.  Jika kuning meluas dari wajah hingga ke perut maka bayi di kondisi Kramer III
d. Jika kuning meluas dari wajah hingga ke lengan dan paha maka bayi di kondisi Kramer IV
e.  Jika kuning meluas dari wajah hingga ke seluruh tubuh maka bayi di kondisi Kramer V

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH_rnpbZPiquhhpvOBDPNENEmmAAXXr1WgZHVeMET2RavoEOJZqvSJjXYalSxMIrCg3FWAsCkpnxnAsz6TeKwfoeEEmJe2RnLcx4jQsZVeZdCkaIonhP7mRvOaDEt6r2a3Udhd2_YNbdk/s1600/HIPERBILIRUBINEMIA.png
Sumber : www.riyawan.com

  • Bisa dilihat pula dengan menekan kulit bayi. Tekan kulit bayi dengan ibu jari selama 3 detik, lalu angkat ibu jari, apakah bekas tekanan tersebut berubah warna menjadi kuning.


Lalu kapan harus ke dokter dan fototerapi :
1.     Kuning meluas hingga ke ekstremitas
2.     Bayi memiliki gejala penyerta seperti diatas
3.     Bayi kejang

http://www.medwow.com/articles/wp-content/uploads/2012/02/Baby_Under_Phototherapy_2760129512.jpg
http://www.medwow.com/articles/wp-content/uploads/2012/02/Baby_Under_Phototherapy_2760129512.jpg" height="212" src="http://www.medwow.com/articles/wp-content/uploads/2012/02/Baby_Under_Phototherapy_2760129512.jpg

Terapi utama pada bayi kuning adalah ASI ASI DAN ASI. Fototerapi dilakukan bila kadar bilirubin total dalam darah bayi lebih dari 15 (bisa berubah sesuai dengan analisa dokter). Fototerapi biasanya dilakukan selama 2x24 jam (bisa kurang atau lebih sesuai kebutuhan). Namun ingat! jangan bergantung pada fototerapi karena berdasar pengalaman, bayi yang pernah di fototerapi sekalipun bisa kuning berulang bila ASI tidak memadai. Maka bagi ibu jadilah PEJUANG ASI. 

Bagaimana dengan nasehat untuk berjemur dibawah sinar matahari pagi? Belum ada penelitian yang membuktikan adanya pengaruh sinar matahari dengan penurunan kadar bilirubin. Namun jika tidak ada kerugian, silakan dilaksanakan, tapi perhatikan jangan sampai bayi kedinginan. 

BUANG AIR BESAR

Bayi harus mengeluarkan mekonium (tinja berwarna hijau pekat) selama 1x24 jam sebagai tanda pencernaannya sudah mulai aktif. Jika selama 24 jam belum keluar mekonium konsulkan ke dokter apalagi jika bayi tidak keluar mekonium malah mengeluarkan tinja berbentuk bulat seperti tahi kambing (tanda adanya hircsprung disease).
Setelah mekonium keluar, bayi akan mengeluarkan tinja kuning pekat dan berbitik putih (pada bayi ASI) dengan frekuensi 10-15 x dalam sehari.

BUANG AIR KECIL

Jangan takut ketika bayi perempuan mengeluarkan bercak darah kemerahan seperti lendir saat memulai menstruasi karena hal itu wajar bagi bayi perempuan sebagai tanda hormon estrogennya bekerja.
Buang air kecil pada bayi bisa belasan kali dan itu pertanda bahwa kebutuhan ASI pada bayi anda tercukupi.


Sebenernya ada banyak sekali kasus menarik pada newborn yang bisa kita pelajari dan akan kita pelajari bersama dipostingan selanjutnya ya! Bye!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH PERSALINAN